Pengantar Pendidikan - Hakikat Pendidikan
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
keperibadian , akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Suyitno (2009:2) mengungkapkan bahwa, “pendidikan yaitu upaya memanusiakan
manusia”. Dalam undang – undang republik indonesia no. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1
(2003:4) diungkapkan bahwa, “ pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.
B. Tujuan
1. Dapat
mendeskripsikan hakikat pendidikan, pengertian pendidikan, dan ilmu pendidikan
2. Menjelaskan
perbedaan pendidikan dan ilmu pendidikan
3. Menjelaskan
penerapan ilmu pendidikan
BAB
II
ISI
v Hakikat
Pendidikan
Hakikat
pendidikan adalah humanisasi. Hakikat pendidikan memberikan landasan yang kuat
terhadap praktik pendidikan dalam upaya memanusiakan manusia. Hakikat
pendidikan menjadikan arah pendidikan menjadi kokoh dan kuat untuk memuliakan
manusia. Upaya dalam praktik pendidikan perlu mendasarkan diri pada hakikat
pendidikan sebagai tiang penyangganya. Konsep manusia yang dianut pendidik akan
berimplikasi terhadap konsep dan praktiknya. Pendidikan dapat dipelajari
melalui ilmu pendidikan. Pendidikan (praktik pendidikan atau mendidik) juga
diartikan sebagai seni. Karena praktik pendidikan melibatkan perasaan dan nilai
yang sebenarnya di luar daerah ilmu ( ilmu yang berparadigma positivisme ).
Gilbert Highet (1954) mengibaratkan praktik pendidikan sebagaimana orang
melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat
untuk sahabat.
Menurut
Gallagher (1970), seni mendidik merupakan keterampilan genius yang hanya
dimiliki beberapa orang. Karena diakui sebagai seni, implikasinya fungsi
mendidik yang utama adalah menghasilkan karya yang utuh, unik, sejati (bukan
pura-pura atau dibuat-buat, dan idak menjadikan anak didik sebagai kelinci
percobaan ), dan mendatangkan manfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu,
pendidik harus kreatif dalam artian mampu melakukan perubahan dalam mengajar.
Skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu. Pendidik harus
memerhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak didik. Tentunya itu semua harus berawal dari seorang
pendidik yang baik, yang bisa mendidik pendidiknya agar menjadi manusia yang
berguna bagi nusa dan bangsa.
Berbagai
upaya dan peralatan dilakukan manusia untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan hidupnya dengan jalan menerapkan pengetahuan. Secara metodologis
oleh keraf (2001:18) dinyatakan bahwa dalam gejala terbentuknya pengetahuan
manusia, dapat dibedakan dari gejala pengetahuan manusia itu, yaitu antara si
pengenal dan yang dikenal, atau antara subjek dan objek. Kendati keduanya dapat
dibedakan secara jelas dan tegas, untuk bisa terbentuknya pegetahuan, keduanya
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Supaya ada pengetahuan, keduanyan harus
ada. Keduanya merupakan suatu kesatuan asasi bagi terwujudnya pengetahuan
manusia. Manusia
mendapatkan pengetahuan melalui sumber – sumber yang tersedia untuk
memperolehnya. Sumber pengetahuan tersebut dapat dibedakan menjadi:
1. Rasionalisme
yang bersumber dari ide, apriori, solipsisitik, subjektif, dan deduktif
2. Empirisme
yang bersumber dari fakta, objektif, generalisasi, dan induktif
3. Intuisi
yang bersumber pada gejala tiba-tiba, personal, dan tidak bisa diramalkan
4. Wahyu
merupakan petunjuk tuhan dan mutlak
5. Metode
ilmiah yaitu pengetahuan yang bersumber dari sifat ilmu ilmiah yang berjalan
dari ragu sampai percaya
v Ilmu
Pendidikan dan Pendidikan
Ilmu
adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
bidang pengetahuan itu. Sedangkan pendidikan adalah usaha–usaha yang dipilih
untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan,
jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantar anak kepada tujuan
yang lebih tinggi. Dengan
demikian ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dengan memiliki metode – metode tertentu yang ilmiah untuk
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan
yang diberikan oleh orang “dewasa”kepada yang “belum dewasa” untuk mencapai
kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna
bagi dirinya, masyarakat dan penciptanya.
Ilmu
pendidikan dapat berupa konsep,aksioma,ostular, prinsip, hukum, teori, dan
model. Dalam hal ini ilmu pendidikan bersifat objektif, deskriptif, preskriptif
( normatif), yang disajikan secara terperinci dan sistematis. Ilmu pada umumnya
bersifat deskriptif, tetapi ilmu pendidikan tidak hanya bersifat deskriptif
tetapi juga preskriptif dan normatif.
Fungsi ilmu pendidikan: menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol. Ilmu
pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu. Sekalipun
demikian,menurut M.J. Langeveld (1980), sebagai ilmu yang bersifat otonom, ilmu
pendidikan berperan sebagai penentu bagi ilmu-ilmu yang lain. Perbedaannya
pendidikan adalah kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju
ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan
bertanggungjawab. Sedangkan ilmu pendidikan adalah ilmu yang mendalami
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
medewasakan manusia melalui upaya pelajaran dan pelatihan. Jadi, bisa kita simpulkan
bahwa pendidikan dan ilmu pendidikan memiliki perbedaan dalam hal pengertian,
akan tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu membimbing dan mendidik pendidiknya
agar menjadi manusia yang berguna yang bermanfaat bagi semua.
v Komponen
– komponen Pendidikan
Komponen
pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Dasar
pendidikan
Pendidikan
sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan
berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggaran guna mencapai tujuan
pendidikan, dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai
itulah yang kemudian disebut nilai dasar pendidikan. Dasar
yang menjadi acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran dan
kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Nilai yang
terkandung harus mencerminkan nilai yang universal, tentang keseluruhanaspek
kehidupan manusia, serta merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi
kegiatan pendidikan yang selama ini berjalan. Setiap
sistem pendidikan memiliki dasar pendidikan tertentu, yang merupakan cerminan
filsafat dari sistem pendidikan tersebut. Oleh karena itu, sistem pendidikan
pada suatu bangsa akan berbeda dengan yang terdapat pada bangsa lain.
2. Tujuan
Pendidikan
Dalam
kaitannya dengan istilah tujuan pendidikan ada beberapa istilah yang hampir
identik dengan istilah tersebut, yaitu tujuan, sasaran, dan maksud. Dalam
istilah bahasa inggris dinyatakan dengan istilah aim goal objektif dan perpose. Secara
etimologis, aim berarti aksi yang menjadikan seseorang melakukan cara untuk
mencapai satu titik menurut Hirst dan Peters, arti dasar aim adalah menembak
suatu target tertentu yang terletak dalam satu jarak tertentu. Ini artinya
untuk mencapai suatu target harus dilakukan upaya sistematis usaha yang
dilakukan untuk menuju target tersebut merupakan karakteristik utama goal. Kita
dapat menyimpulkan bahwa aim dan goal adalah sinonim.
3. Pendidik
Pendidik
ialah orang yang emikul tanggung jawab untuk membimbing pendidik berbeda dengan
pengajar, sebab pengajar hanya berkewajiban memberikan materi pelajaran oada
murid sedangkan pendidik tidak hanya bertsnggung jawab menyampaikan materi
pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.
4. Anak
Didik
Dalam
sebuuah proses belajar mengajar, seseorang pendidik harus dapat memahami
hakikat anak didiknya sebagai objek pendidikan. Kesalahan dalam memhami hakikat
anak didik dapat menyebebabkan kegagalan total. Beberapa hal yang perlu
dipahami. Menurrut Muhaimin membicarakan
anak didik sesungguhnya membicarakan hakikat manusiayang memerlukan bimbingan.
Secara kodrati, seorang anak sangat memerlukan pendidikan dan bimbingan dari
orang biasa. Palingtidak, karena dua aspek berikut.
- Aspek Pedagogis; para ahli pendidikan memandang manusia sebagai animal educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Manusia memiliki berbagai potensi yang harus dikembangkan melalui pendidikan.
- Aspek Sosiologi dan Cultural; para ahli sosiologi memandang bahwa manusia merupakan Homo Soius, yaitu makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau insting untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia memuliki tanggung jawab sosial (social responsibility) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik dan saling memengaruhi antar sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka.
5. Materi
Pendidikan
Salah
satu komponen operasional penidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi
pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peseta
didik. Materi pendidikan disebut juga
sebagai kurikulum karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun
secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah dicapai.
6. Metode
Pendidikan
Keberhasilan
proses pendidikan dalam mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan,
tidak terlepas dai peranan metode yang digunakan. Menurut istilah, metode
adalah cara berfikir menurut sistem tertentu. Runesa menjelaskan bahwa metode
adalah prosedur yang dipakai untuk tujuan tertentu. Dari dua pendapat diatas,
disimpulkan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan yang optimal. Dalam
proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan sangat pentting guna mencapai
tujuan pendidikan. Metode merupakan sarana yang memaknakan materipelajaran yang
tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami
atau diserap oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional
terhadap tingkahlakunya. Metode
pendidikan yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses
belajar mengajar.
7. Lingkungan
Pendidikan
Proses
pendidik selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya, baik
lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidik. Semua lingkungan tersebut ikut memengaruhi proses pendidikan. Lingkungan yang baik akan berpengaruh positif dan menunjang kelancaran dan keberhasilan pendidikan. Akan tetapi apabila lingkungan itu tidak baik, akan berpengaruh negatif dan menghambat kelancaran dan keberhasilan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses penidikan tersebut yaitu:
1. Lingkungan
Sosial terdiri atas:
a. Lingkungan
keluarga
b. Lingkungan
sekolah atau lembaga pendidikan
c. Lingkungan
masyarakat
2. Lingkungan
Keagamaan yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang disekitar lembaga
pendidikan.
3. Lingkungan
Budaya yaitu nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang disekitar lembaga
pendidikan.
4. Lingkungan
alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
v Penerapan
ilmu pendidikan sebagai teori dan sebagai ilmu praktis
Ilmu
pengetahuan terdiri atas dua unsur besar, yaitu fakta dan teori. Teori
mendefinisika fakta sebagai observasi empiris yang bisa diferivikasi dan
mempunyai tugas menempatkan hubungan yang terdapat diantara fakta-fakta itu.
Ilmu tidak dapat disusun hanya berdasarkan fakta saja, tetapi untuk menjadi
ilmu pengetahuan fakta harus disusun dalam suatu sistem dan diinterpretasikan
sehingga tanpa metode tersebut suatu fakta tidak akan bisa menjadi ilmu. Pendidikan teoritis yaitu terdiri atas kajian-kajian pendidikan ditinjau
dari nilai-nilai dan prinsip agama, filsafat, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, dan humaniora. Pendidikan teoristis ini mengkaji tentang
bidan keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal-hal yang
sekecil-kecilnya (atomistik). Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai
mengatur dan mensistemkan didalam pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola
pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan.
Ilmu
pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari
pengalaman pendidikan, kemudian tersusun secara teoritis untuk digunakan secara
praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendiddikan di dalam sistematika
ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat normatif berarti pendidikan juga
bersifat praktis. Karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan
dalam kehidupan. Pendidikan sebagai ilmu praktis adlah suatu praktek untuk
mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan
sebagai ilmu teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang
sudah ada untuk mempermudah jalannya pendidikan. Dalam ilmu
pendidikan praktik termasuk pula pendidikan terapan. Ilmu pendidikan terapan
mengkaji aplikasi ilmu penddikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dari
penjelajsan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai ilmu praktis
adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan
dalam mencari pengetahuan.
v Fungsi
dan tujuan pendidikan
Memberikan keterampilan
yang dibutuhkan agar dapat turut aktif mengambil bagian dalam proses demokrasi.
Mengembangkan bakat yang ada pada tiap orang utuk kepentingan pribadi dan masyarakat.
Mempersiapkan seluruh anggota masyarakat agar dapat mencari nafkah.
Untuk melestarikan kebudayaan.
Mengurangi pengontrolan orang tua, dengan menggunakan mekanisme pendidikan yang ada di sekolah dan peran orang tua digantikan oleh pendidik untuk mendidik anaknya di sekolah.
Sebagai sarana untuk mengakomodasi segala kesalah pahamana yang berujung pada perselisihan karena adanya perbedaan pandangan antara pihak umum dan pihak sekolah dalam beberapa nilai tertentu
Menjaga sistem kelas di masyarakat
Mengembangkan bakat yang ada pada tiap orang utuk kepentingan pribadi dan masyarakat.
Mempersiapkan seluruh anggota masyarakat agar dapat mencari nafkah.
Untuk melestarikan kebudayaan.
Mengurangi pengontrolan orang tua, dengan menggunakan mekanisme pendidikan yang ada di sekolah dan peran orang tua digantikan oleh pendidik untuk mendidik anaknya di sekolah.
Sebagai sarana untuk mengakomodasi segala kesalah pahamana yang berujung pada perselisihan karena adanya perbedaan pandangan antara pihak umum dan pihak sekolah dalam beberapa nilai tertentu
Menjaga sistem kelas di masyarakat
Tujuan
umum pendidikan mencetak anak didik yang baik. Wujud tujuan itu adalah akhlak
anak didik yang mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang
dilaksanakan di berbagai lembaga, baik lembaga pendidikan formal maupun
nonformal. Tujuan
merupakan sasaran yang hendak dicapai sekaligus merupakan pedoman yang memberi
arah aktivitas yang dilakukan. Al-abrasyi menjabarkan tujuan pendidikan secara
lebih terperinci menjadi lima macam yaitu :
1. Membentuk
akhlah yang mulia, sebab salah satu tujuan pendidikan yang paling mendasar
adalah pembentukan akhlak dan kesucian jiwa
2. Menyiapkan
anak didik untuk dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat
3. Persiapan
untuk mencari nafkah, atau yang lebih terkenal sekarang dengan tujuan
vokasional dan profesional
4. Menumbuhkan
semangat ilmiah para siswa dan memuaskan keingintahuannya
5. Menyiapkan
anak didik agar menjadi profesional dan teknisi yang handal dan memilki
keterampilan bekerja dalam masyarakat
Dalam
kehidupan sehari-hari, indikator tercapainya tujuan pendidikan adalah pergaulan
yang baik dan benar serta mengamalkan ajaran agama kepada sesama manusia. Pendidikan
juga bertujuan membangun karakter anak didik yang kuat menghadapi berbagai
cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendiidkan hrus di
lakukan lebaga pendiidkan yang berkualitas dengsn di lengkapi sumber daya
pendiidkan kompeten. Tujuan
khusus pendiidkan dapat dilihat`dari teritorialitas pendidikan, diantaranya
tujuan pendiidkan nasitonal indonesia yang di warnai oleh falsafah dan dasar
negara indonesia yaitu pancasila. Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan
Nasional No.20 tahun 2003, “ pendidikn nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta`didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
wrga negara yang demokratis dan bertnggug jawab.
Berpijak pada pemahaman tjuan pendidikan
nasional, seperti tercantum dalam UUSPN No 20 tahun 2003 dalam kaitannya
menjadikan sekolah sebagai pusat pembudayaan, pendidikan ysng di laksanakan
bermakna sebagai proses pengembangan kemampuan nilai dan sikap yang relavan
dengan tuntutan pembangunan negara kebangsaan negara Indonesia. Baik UU No 2
tahun 1989 maupun UU No 20 tshun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
memuat ketentuan bahan kajian dan pelajaran wajib yang di pelajari dari sekolah dasar hingga lanjutan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa hakikat pendidikan adalah humanisasi, artinya praktik dalam
upaya memanusiakan manusia. Begitupun dengan pendidikan dan ilmu pendidikan
yang memilki pengertian yang berbeda, yaitu ilmu pendidikan menegaskan kepada
pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Sedangkan pendidikan adalah
usaha–usaha yang dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan
peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat
mengantar anak kepada tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan
sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan sangat mengangkat
harkat dan martabat seseorang dan pendidikan tidak akan pernah pudar.
B. Saran
1. Sebaiknya
kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti
sebenarnya dari pendidikan dan apa yang dimaksud dengan pendidikan
2. Kita
harus mempelajari ilmu karena pendidikan digunakan sepanjang hayat
3. Demikianlah
kesimpulan dan saran dalam pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini
banyak sekali kekurangan-kekurangan, untuk itu kami sebagai penulis memohon
maaf atas segala kekurangan dan kehilafan. Semoga makalah kami ini bermanfaat
bagi kita semua.
Komentar
Posting Komentar